REGENERASI

Dikisahkan, disebuah kolam yang airnya berlumpur, disana tumbuh pohon bunga teratai muda. Pohon itu tumbuh dengan beberapa helai daun yang hijau dan kuncup, serta sekuntum bunga teratai berwarna merah di atasnya. Saat malam mulai meninggalkan peraduan, angina-angin berhembus perhalan membawa halimun dan kemudian berbuah menjadi tetes-tetes embun di antara daun teratai. Suatu hari, ketika daun teratai membuka mata memulai pagi yang cukup dingin, dia merasa takjub dengan alam sekitarnya. Tiba-tiba si daun teratai tersadar, di atas tubuh hijau daunya ada sedikit embun yang begitu lembut dan bening. Dengan ceria di sapanya embun, “hai, engkau siapa? Dari mana datangmu dan bagaimana bisa tiba-tiba berada di atas punggungku?” Si embun pun menjawab, “aku biasa di namakan embun. Saat menjelang pagi, di alam semesta ini ada uap air yang terbawa hembusan angina-angin yang kemudian menciptakan titik air, inilah yang menjadikannyaseperti diriku sekarang. “wah, aku senang sekali bisa berteman dan ngobrol denganmu,” kata si daun teratai. “tapi maaf teman baruku. Bila sebentar lagi matahari mulai bersinar, aku pun harus segera pergi, karena begitulah sifat alam, adanya embun di pagi hari sebentar kemudian akan segera menguap bila tertimpa sinar matahari,” ujar embun kepada daun teratai. Si daun yang merasa mendapat teman baru memohon kepada embun, “tolong tetaplah disini, jangan pergi.”


Baca selengkapnya »